Keraton Ngayogyakarta bagian Sejarah yang Tersisa dari banyaknya kesultanan yang dulu tumbuh di tanah Jawa. Ketika kesultanan Hindu-Budha berakhir, kemudian muncul lah kesultanan Islam pertama di Demak, diikuti dengan kesultanan Mataram yang didirikan oleh Sultan Agung dan selang beberapa waktu muncul Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I.
Melihat dari sejarahnya, walaupun kesultanan tersebut sudah resmi menjadi bagian Negara Republik Indonesia pada tahun 1950, komplek keraton hingga kini tetap berfungsi dijadikan tempat tinggal sultan dan pegawai ndalem keratin. Dan tradisi kesultanan masih dijaga hingga saat ini.
Buat kamu yang sedang menginjakkan kaki di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rasanya belum lengkap jika melewatkan untuk berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Ada banyak sekali sejarah yang bisa kamu saksikan dan persis seperti di dalam buku-buku sejarah pada saat duduk di bangku sekolah dulu.
Akses Menuju Keraton Ngayogyakarta
Keraton Yogyakarta berlokasi tepat di jantung Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Apabila diambil garis lurus, antara Gunung Merapi dan Laut Kidul, maka keraton menjadi pusat antara keduanya.
Akses menuju keraton sendiri sangatlah mudah, karena lokasinya yang persis di pusat kota, tepatnya di Jl. Rotowijayan 1, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta, Yogyakarta.
Bagi kamu yang berasal dari luar mapun dalam daerah, Keraton Yogyakarta bisa dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.
Sementara untuk pintu masuknya, apabila kamu masuk melalui pintu keprajuritan maka yang bisa diakses hanya bagian depan (Bangsal Pagelaran) yang isinya perlengkapan prajurit Keraton Yogyakarta, dokumentasi beberapa foto ataupun gambar, serta beberapa kereta.
Namun, jika kamu masuk melalui Tepas Pariwisata yang terletak di bagian tengah dekat dengan kantor kecamatan Keraton, maka kamu akan menemukan koleksi Keraton Yogyakarta yang jauh lebih lengkap.
Dari Malioboro cukup jalan lurus ke arah selatan menuju komplek keraton. Jika kamu malas berjalan kaki, maka bisa dengan menggunakan andong atau becak.
Harga Tiket Masuk Keraton Ngayogyakarta
Harga tiket masuk ke lokasi sejarah ini cukuplah terjangkau, kamu bisa menyisihkan uang minimal Rp. 10.000. Biaya masuk ke Tepas Keprajuritan dikenakan Rp. 3.000, Tepas Pariwisata Rp. 5.000, ijin membawa kamera/video dikenakan tarif Rp. 1.000 dan tiket masuk untuk menjangkau bagian dalam keraton melalui keben bisa dikenakan tarif Rp. 7.000. Harga tersebut berlaku untuk wisatawan lokal. Sementara untuk wisatawan asing bisa menyisihkan uang minimal Rp. 15.000.
Saran buat kamu yang berkunjung ke tempat wisata Jogja yang terkenal satu ini, untuk tidak menggunakan topi dan kacamata hitam. Seyogianya untuk menghormati kebudayaan Jawa.
Fasilitas Keraton Ngayogyakarta
Keraton Ngayogyakarta bagian sejarah yang tersisa rupanya menyimpan banyak hal-hal unik di dalamnya. Tidak sekedar melihat koleksi keraton.
Tapi, kamu juga bisa menyaksikan beberapa pertunjukan budaya khas Jawa. Pada hari Senin dan Selasa, kamu akan disuguhi penampilan musik gamelan mulai dari pukul 10 pagi. Hari Rabu ada penampilan Wayang Golek Menak yang dimulai pada pukul 10 pagi.
Selanjutnya, pada hari Kamis kamu bisa menyaksikan pertunjukkan tari yang dimulai dari pukul 10 pagi.
Ada juga penampilan Macapat pada hari Jumat yang dimulai lebih awal pada pukul 9 pagi. Pagelaran Wayang Kulit bisa disaksikan pada hari Sabtu yang dimulai sekitar pukul setengah 10 pagi.
Puncaknya pada hari Minggu, ada penampilan Wayang Orang dan pertunjukan tari yang dimulai dari pukul setengah 10 pagi.
Selain menyaksikan berbagai penampilan budaya Jawa. Kamu juga bisa membawa pulang oleh-oleh berupa cinderamata khas Kota Jogja yang bisa kamu dapatkan di kios-kios yang berada di sekitar komplek keraton.
Fasilitas mendukung lain yang disediakan adalah tempat parkir kendaraan pengunjung yang berada diĀ sekitar Pagelaran, Kaben dan Alun-alun Utara.
Aktifitas di Keraton Ngayogyakarta
Sebagaimana yang diketahui, bahwa hingga saat ini Keraton Ngayogyakarta masih difungsikan sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga kesultanan. Maka saat berkunjung kesini kamu bisa melihat berbagai macam aktifitas yang dilakukan oleh keluarga kesultanan dan pasukannya.
Hal pertama yang bisa kamu lakukan saat pertama berkunjung ke Keraton Yogyakarta adalah tour de museum. Pada bagian komplek keraton terdapat beberapa museum dan ruang penyimpanan benda-benda bersejarah milik kesultanan.
Koleksi paling menarik yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta adalah batik klasik yang sudah berusiakan ratusan tahun. Sebagaimana yang kita tahu bahwa batik sudah menjadi warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization).
Selain itu, ada juga koleksi alat-alat pembuat batik, berbagai jenis tanaman yang difungsikan sebagai pewarna alami batik, bahkan ada juga sumur kuno yang berisikan berbagai jenis uang logam dan kertas.
Koleksi lainnya yang terdapat di Keraton Yogyakarta, seperti barang pecah belah, pakaian adat yang biasa digunakan abdi dalem maupun keluarga kesultanan, koleksi lukisan dan berbagai jenis benda-benda bersejarah milik Sultan Hamengku Buwono X. Pastikan saat berkunjung ke sini tidak ada bagian yang kamu lewatkan.
Berbincang dengan abdi dalem mungkin termasuk salah satu aktifitas unik yang bisa kamu dapatkan di Keraton Yogyakarta. Caranya? Coba dekatilah salah satu abdi dalem terutama yang sudah sepuh, ajak mereka untuk berbicara.
Biasanya kamu akan mendapatkan kisah-kisah menarik yang terkadang belum pernah kamu baca dari sumber manapun. Selain itu, beberapa dari mereka juga tak segan untuk berbagi kisah tentang kehidupan dan suka duka selama menjadi abdi dalem.
Banyak pelajaran kehidupan yang bisa kamu petik dari mereka yang rata-rata sudah sepuh. Aktifitas yang satu ini sangat direkomendasikan buat kamu yang gemar sekali menulis blog, karena bisa menjadi bahan perbincangan di halaman blog pribadi kamu.
Apalagi, ya?
Kamu juga bisa melihat sudut yang lain di keraton seperti kedhaton. Dimana kedathon ini difungsinkan sebagai tempat bertemunya sultan dengan semua pemangku keraton.
Memiliki suasana bangunan Joglo yang indah dengan beberapa ornament perpaduan budaya Jawa dan Arab yang menghiasi di setiap tembok dan pilar. Ada juga berbagai jenis tanaman rindang yang menambah kesan suasana sakral Jawa terasa lebih sejuk dan menenangkan.
Banyak sekali aktifitas yang bisa kamu saksikan saat berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Hal unik dan menarik lainnya seperti beberapa upaca adat yang bisa didapatkan hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
Sebagai kesultanan di Indonesia yang masih berjaya dan berdiri kokoh, tentunya Keraton Yogyakarta masih berpegang teguh terhadap adat istiadat mereka.
Beberapa upacara adat yang masih rutik dilaksanakan seperti Miyos Gongso, Tapas Bisu Mubeng Beteng yang dilaksanakan setiap malam satu sura, Sekaten, Grebeg dan masih banyak lagi.
Selain memiliki nilai filosofi yang tinggi, upacara-upacara adat tersebut sangatlah menarik untuk diikuti. Seperti upacara Grebeg, dengan ikut berebut gunungan di halaman Madjid Agung.
Sejauh ini, Keraton Ngayogyakarta masih menjadi destinasi wisata favorit oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Oleh karena itulah dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan kunjungan yang signifikan.
Sudah sepantasnya sebagai anak bangsa kita bisa melestarikan budaya yang ada. Sebagaiman yang kita tahu bahwa Keraton Ngayogyakarta bagian sejarah yang tersisa dari kerajaan-kerajaan yang tumbuh di tanah Jawa.